Diplomasi Era Hayam Wuruk

Diplomasi di Nusantara telah terjadi sejak kerajaan belum bekerja sama dengan kerajaan dari luar. Bentuk diplomasinya adalah perjanjian yang dibawakan oleh utusan sultan dan raja-raja, yang ketika koloni dari barat menduduki Batavia, berkumpul di wilayah tersebut. Namun, bahkan sebelum kerajaan Nusantara melakukan kontak dengan koloni barat, telah terjadi persinggungan diplomasi antara kerajaan dan wilayah kuasanya. Hal ini bisa dilihat dari kerajaan Majapahit.

Persinggungan diplomasi ini diawali oleh permasalahan yang timbul dari bagaimana sejumlah wilayah merasa tidak terima menjadi bagian dari Majapahit, dan diselesaikan melalui lawatan. Majapahit sebagai kerajaan ekspansionis mendapatkan banyak pembangkangan dari wilayah-wilayah yang mereka kuasai. Dari Negarakertagama diketahui bahwa Hayam Wuruk melakukan diplomasi ke wilayah-wilayah tersebut dengan maksud untuk memperbaiki hubungan wilayah ekspansi dan kerajaan utama. Hal ini dicapai dengan melakukan perjalanan dari Kediri menuju pantai selatan dan utara Jawa. Hayam Wuruk membuka kesempatan masyarakat Majapahit untuk bertemu dan menyambut raja mereka sebagai alat diplomasinya. Hasil dari diplomasi ini dapat dilihat dengan jelas dari Negarakertagama, dimana Mpu Prapanca menulis bahwa banyak wilayah-wilayah ekspansi di pesisir utara menyambut dan menerima Hayam Wuruk dengan baik dan hangat. Sementara itu, Mpu Prapanca tidak banyak menuliskan, bahkan terkesan mencoba untuk mempercepat, pembahasan mengenai kedatangan Hayam Wuruk ke wilayah-wilayah ekspansi di pesisir selatan.

Comments

Popular posts from this blog

Filler 2: Depression/Bipolar Disorder

Pembangunan Non-Blok Indonesia