Diplomasi Sultan Agung: Sebuah Sejarah

Hasil dari diplomasi yang gagal adalah sebuah peperangan.

Kutipan tersebut banyak bentuknya, namun sangat mudah diingat karena merupakan kenyataan. Setiap kali entitas saling berhubungan, perlu ditinjau apakah di akhir hubungan tersebut entitas-entitas yang berkaitan saling berkonflik atau tidak. Hasil dari hubungan tersebut menjadi bagian utama dalam film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta.

Dalam film tersebut, hubungan yang dilakukan oleh Sultan Agung terhadap VOC menunjukkan secara jelas bahwa terdapat kerangka diplomasi yang dipenuhi oleh ketakutan VOC terhadap perlindungan diri yang dilakukan oleh Mataram. Selain itu, Sultan Agung juga dengan cerdik mampu membuat Mataram memiliki pengetahuan dari perdagangan-perdagangan yang dilakukan. Satu kontak tersebut telah melahirkan intrik VOC untuk menguasai Mataram dan serangan terhadap keteguhan Sultan Agung dalam memimpin.

Dijelaskan dengan baik juga bagaimana kondisi internal Mataram memang sedang goyah. Dengan pandangan adipati yang saling berkebalikan, Sultan Agung harus mampu memilih hal terbaik dari kerja sama antara VOC dan Mataram. Hal ini mendorong gerakan diplomasi yang lebih jauh lagi, yaitu kecaman Sultan Agung setelah VOC melanggar perjanjian mereka. Kecaman tersebut masih juga dinilai beberapa adipati sebagai hal yang gegabah.
Semakin jauh cerita berjalan, semakin jelas bahwa VOC memang menginginkan hasil wilayah Mataram untuk dirinya sendiri, bukan sebagai bentuk kerja sama dengan kesultanan. Semakin jelas juga bahwa terdapat pengkhianat dalam Mataram, menciptakan bentuk terakhir diplomasi yang sebisa mungkin tidak terjadi: peperangan. Mataram, diketuai oleh Sultan Agung, menyerang Batavia sebagai pembalasan terhadap perlakuan VOC terhadap perjanjian mereka.
Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan VOC yang picik dapat dihentikan Mataram, walaupun kesultanan tersebut tidak mampu menguasai Batavia.

Comments

Popular posts from this blog

Filler 2: Depression/Bipolar Disorder

Diplomasi Era Hayam Wuruk

Pembangunan Non-Blok Indonesia