Posts

Diplomasi Era Hayam Wuruk

Diplomasi di Nusantara telah terjadi sejak kerajaan belum bekerja sama dengan kerajaan dari luar. Bentuk diplomasinya adalah perjanjian yang dibawakan oleh utusan sultan dan raja-raja, yang ketika koloni dari barat menduduki Batavia, berkumpul di wilayah tersebut. Namun, bahkan sebelum kerajaan Nusantara melakukan kontak dengan koloni barat, telah terjadi persinggungan diplomasi antara kerajaan dan wilayah kuasanya. Hal ini bisa dilihat dari kerajaan Majapahit. Persinggungan diplomasi ini diawali oleh permasalahan yang timbul dari bagaimana sejumlah wilayah merasa tidak terima menjadi bagian dari Majapahit, dan diselesaikan melalui lawatan. Majapahit sebagai kerajaan ekspansionis mendapatkan banyak pembangkangan dari wilayah-wilayah yang mereka kuasai. Dari Negarakertagama diketahui bahwa Hayam Wuruk melakukan diplomasi ke wilayah-wilayah tersebut dengan maksud untuk memperbaiki hubungan wilayah ekspansi dan kerajaan utama. Hal ini dicapai dengan melakukan perjalanan dari Kediri menu

Diplomasi Sultan Agung: Sebuah Sejarah

Hasil dari diplomasi yang gagal adalah sebuah peperangan. Kutipan tersebut banyak bentuknya, namun sangat mudah diingat karena merupakan kenyataan. Setiap kali entitas saling berhubungan, perlu ditinjau apakah di akhir hubungan tersebut entitas-entitas yang berkaitan saling berkonflik atau tidak. Hasil dari hubungan tersebut menjadi bagian utama dalam film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta. Dalam film tersebut, hubungan yang dilakukan oleh Sultan Agung terhadap VOC menunjukkan secara jelas bahwa terdapat kerangka diplomasi yang dipenuhi oleh ketakutan VOC terhadap perlindungan diri yang dilakukan oleh Mataram. Selain itu, Sultan Agung juga dengan cerdik mampu membuat Mataram memiliki pengetahuan dari perdagangan-perdagangan yang dilakukan. Satu kontak tersebut telah melahirkan intrik VOC untuk menguasai Mataram dan serangan terhadap keteguhan Sultan Agung dalam memimpin. Dijelaskan dengan baik juga bagaimana kondisi internal Mataram memang sedang goyah. Dengan pandang

Pembangunan Non-Blok Indonesia

Oke! Unggahan inilah alasan aku kembali ke Blogger. Tugas resume  teori Developmental State. Karena kemarin siang aku baru kelas MPS, aku akan bahas pertanyaan besar dalam resume ini dulu: kalau Indonesia bisa sampai mengaplikasikan Developmental State, kira-kira bakal seperti apa, ya? Mari kita mulai dari latar belakang. Munculnya Developmental State sendiri didasari oleh karena Jepang, negara penciptanya, menolak mengikuti gerakan pembangunan Amerika ataupun Rusia setelah PD II. Dapat dimengerti, karena Jepang dikalahkan oleh kedua negara tersebut pada PD II dan setelahnya berada di ambang kemiskinan. Kecerdikan Jepang menggunakan pembangunan alternatif ini sehingga mampu menciptakan ekonomi nasional yang kuat kemudian diteorisasikan oleh Chalmers Johnson (1999). Penguatan ekonomi nasional ini bisa dicapai juga bukan hanya karena Jepang cerdik dan tenang menghadapi tekanan Amerika untuk mengikuti gaya ekonomi nasionalnya. Di Jepang, pihak privat dan birokrasi sadar bahwa mereka

Filler 3: Keluarga Baru

Aku ga pernah nyangka, bahwa aku bakal nemu sekelompok orang yang enak banget buat bekerja sama. Sekelompok orang ini muncul acak pula. Mereka berkumpul sebagai mahasiswa Unsoed, dan mereka selalu ada ketika dibutuhkan, dan tidak dibutuhkan. Mereka adalah anggota kepengurusan 2018 Student English Forum Unsoed. Ada sih, satu-dua orang yang bikin c a p e e e k banget, karena mereka kerjaannya undermining kerjaan orang lain mulu. But nonetheless, aku ngerasa sekre SEF Unsoed udah jadi rumah sendiri, dan kepengurusan tahun ini udah jadi sahabat deket. Sappy, I know. But it's the truth, and I need to put this out there. Akhir taun ini, bakal dibuka lembar baru kepengurusan. Aku gatau akan sebesar apa tawa dan tangisku besok di SEF, tapi aku tau, aku akan selalu berjuang di sebelah sahabat-sahabat yang udah jadi keluarga baruku. Cheers, SEFfers!

Filler 2: Depression/Bipolar Disorder

Confession time! October-December are the worst months of the year for me, so this post is heavily filled with how am I doing right now. Please don't be concerned, it's always better in the springtime! Hello again, now it's filler number 2: a blog post on my depression and mental health issues! If I were to explain my depression, it'll be a loooooong, long wall of text, and, tl;dr--I don't think I will write down all of the problems in my teenage years that pointing towards depression, and in turn, bipolar disorder. Okay, from this point onward, I'm going to call bipolar disorder as only bipolar. As I said in my  post before , my depression started to really showing up when I got a year off time after finishing high school. It was pretty bad, my living schedule went tits up, my mom and dad are distracted with moving into a new house, and I got fatigue from hell every. fucking. day. I remember I had a panic attack from thinking too much of what was really h